"Warda, kamu duduk situ!" perintahku pada salah seorang teman yang akan menjadi teman dudukku dikelas yang baru.
"Iyya, buuuu.... Eh, bangkunya kan ada 3, mau dikasih siapa nih?"
"Bukan buat siapa-siapa, kita duduk berdua aja. Siswa pindahan dari kelas lain gak boleh duduk disni" jawabku asal dan agak kikir memang. Entahlah waktu itu aku lagi senengnya nge-bully orang... hehehe
"Okelah." Warda mengiyakan.
Beberapa menit kemudian datanglah serombongan anak pindahan dari kelas lain hasil seleksi nilai yang masuk 30 besar. Kebetulan saya sudah sejak kelas satu ada di kelas ini, pas kenaikan kelas saya tetap bertahan di kelas ini dengan menyandang peringkat kedua. Selalu kedua, gak pernah bisa kutembus pertahanan seorang teman yang bernama Kiki, dialah yang selalu menyabet juara 1. Selamat!
Karena saya masih bertahan di kelas ini, makanya saya tidak sungkan langsung ngambil tempat duduk yang saya sukai. Apalagi saat itu hanya ada beberapa teman saja yang berhasil bertahan bersamaku dikelas yang katanya ISTIMEWA. So, proud tp kok kayak cherrybelle ya...?
Siswa yang dari kelas lain masih malu-malu masuk ke kelas kami, jadi nungguin sampai ramai baru mereka mau masuk. Ya, serombongan siswa-siswi baru, bakal calon teman baru kami datang. Banyak siswa ceweknya. Alhamdulillah akhirnya, perempuan yang mendominasi setelah di kelas sebelumnya hanya ada 6 orang perempuan dan 25 orang laki-laki. Jadi gaulnya sama cowok terus. Hehehe....
Mereka berlomba mengambil tempat duduk, ribut sekali. Saling teriak kiri kanan memanggil teman yang disukainya untuk jadi teman duduknya. Saya dan warda cuma menonton mereka teriak-teriakan di kelas pagi-pagi. Tiba-tiba saja suasana hening seketika, burungpun tak sanggup berkicau, dedaunan berhenti berguguran, dan angin sontak kaget melihat ada satu siswi yang nggak kebagian tempat duduk.
"Ternyata bangkunya pas dengan jumlah siswa" pikirku.
Siswa perempuan itu menatapku, dan bertanya padaku, "Saya boleh duduk disitu kan???"
Kubalas pandangannya dengan muka jutekku. "Tunggu!", kataku.
Aku berbalik dan mendiskusikannya dengan Warda.
"Bagaimana Warda, kita kasih tempat duduk ini ke dia tidak???"
"Aku sih terserah kamu" jawabnya melimpahkan keputusan kepadaku.
Aku tersenyum, melihat wajah lucu siswa yang belum kukenal ini. Rambutnya panjang terurai dan tidak bermodel lagi, sepertinya sudah lama gak ketemu salon. Hehehe...
"Kau boleh duduk disni, di tengah ya!" kataku sambil berdiri membiarkannya melewati bangkuku dan duduk di samping kanan Warda.
Awalnya mau kujutekin ini anak, tapi lihat mukanya kasihannn... Pissss... Jadilah aku bersama Warda mewawancarainya.
"Hei, namamu siapa???" tanyaku membuka pembicaraan.
"Nur, Nurhatisari" jawabnya singkat.
"Nur??? Gak usah di panggil Nur, nama Nur dah banyak. Kupanggil Hati saja, oke???" saranku.
Si Nur ini berpikir sejenak... "Hummm... boleh!!! Bagus juga nama itu." jawabnya sambil tersenyum.
"Jangan kayak Warda, mau kupanggil Mawar dia karena namanya Mawarda, tapi nggak mau. Dia agak pemalu memang."
Aku sudah mulai akrab dengan teman baruku ini... Kami bercerita panjang lebar sampai jam pelajaran di mulai.
Jadi perkenalkan, teman duduk sekaligus sahabatku di SMP Negeri 2 Watansoppeng kelas IIA, Nurhatisari dan Mawarda Rahma Palewai.
***
Hati dan Warda, akan tetap menjadi sahabatku dulu, sekarang, sampai selamanya. Walaupun aku tak tahu bagaimana kabarnya Warda sekarang, dia tetap sahabatku. Kudengar kabar terakhir dari temanku kalau dia telah menikah, entah bersama siapa, dia tidak mengundangku dan memang saat itu aku lagi kuliah di Makassar.
Warda, kalau kau baca blog ini, hubungi aku ya. We miss you... Me and Hati...
Aku pernah ke rumahmu bersama Hati habis lebaran 2 tahun yang lalu, tapi kau tidak ada di rumah. Rumahmu kosong. Kata tetanggamu, kau pergi ke rumah suamimu. Atau apa mungkin kau memang tinggal disana??? Entahlah...
Kalau Hati, aku sempat berpisah dengannya selama 3 tahun. Ketika SMA, kami sama sekali tidak pernah bertemu. Lost contact. Padahal selesai UAN SMP aku memberi dia nomer handphoneku yang kutulis di uang seribuan berharap kalau dia kangen sewaktu-waktu bisa menghubungiku, tapi tidak ada panggilan darinya sama sekali. Panggilan makan itik di rumah neneknya pun tak ada... Ngarepppp...
Sampai pada suatu saat teman kuliahku yang bernama Taqwa, menanyakan padaku tentang Hati. Kaget dong saya, kok Taqwa yang orang pangkep ini bisa kenal sama dia? Ternyata th ternyata, mereka diperkenalkan oleh temannya Hati yang orang pangkep. Dulu itu mereka diperkenalkan untuk dijodohkan, tapi tidak usah dibahas disini. Taqwa memberiku nomer HPnya Hati. Calling-callingan dehhhh....
Alhamdulillah Tuhan mempertemukanku kembali dengan sahabatku melalui cara yang tidak kusangka-sangka... Thanks God...
Dan sampai sekarang aku masih gila-gilaan bersama Hati. Gosip, curhat, smsan, telfon-telfonan, begadang sampai pagi, makan, jalan-jalan sampai ngerjaiin skripsi pun bersama Hati...
Miss you, friends...
^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar